Langsung ke konten utama

Karya Tulis Bab II


BAB 2
PEMBAHASAN
1.1             DEFINISI
Apa yang dimaksud dari efisiensi penerbangan?

Efisiensi dalam KBBI(Kamus Besar Bahasa Indonesia) artinya ‘Kemampuan menjalankan tugas dengan baik dan tepat (dengan tidak membuang waktu, tenaga, biaya). Jadi efisiensi penerbangan artinya ‘kemampuan menjalankan operasi penerbangan dengan baik dan tidak membuang waktu, tenaga, biaya.’ Dalam karya tulis ini, efisiensi yang akan penulis bahas adalah efisiensi dalam pengoperasian pesawat oleh maskapai komersial. Efisiensi sangat dibutuhkan dalam dunia penerbangan karena merupakan faktor yang sangat mempengaruhi penghasilan. Hal ini disebabkan karena jika pengoperasian pesawat tidak efisien, akan boros sumber daya dan dapat mengurangi keuntungan, bahkan mengakibatkan kerugian.

Ada banyak hal yang terjadi dalam pengoperasian sebuah pesawat terbang. Yang pertama adalah jenis pesawat, pesawat yang modern tentu lebih efisien daripada pesawat baru. Hal ini dikarenakan pesawat baru memiliki mesin yang lebih hemat daripada pesawat lama. Teknologi mesin pesawat sudah berkembang sangat pesat. Mesin jet seperti General Electric GE90 dapat menghasilkan sekitar 360.6-432.8 Kn dorongan tenaga. Jumlah mesin juga berpengaruh terhadap efisiensi sebuah pesawat. Pesawat seperti Airbus A340 dinilai tidak efisien karena jumlah kursi yang tersedia tidak sepadan dengan jumlah mesinnya. Hal ini dikarenakan keuntungan dari penjualan tiket tidak sepadan dengan biaya yang dikeluarkan untuk bahan bakar pesawat. Tidak hanya itu, beberapa pesawat baru seperti Airbus A350 memiliki badan yang terbuat oleh serat karbon yang diperkuat, serta sayap yang dapat mengakomodasi efisiensi aerodinamik yang lebih tinggi. Hal ini membuat pesawat secara keseluruhan lebih ringan dan mengurangi jumlah bahan bakar yang dihabiskan oleh mesin. Oleh karena itu, banyak maskapai yang mengganti pesawat lamanya. Tahun lalu, Garuda Indonesia  mempensiunkan pesawat 747-400nya demi meremajakan armada mereka dengan pesawat yang lebih modern. "Saat ini kami mengoperasikan pesawat berbadan lebar B777-300ER dan A330-300/200 yang lebih hemat bahan bakar, hemat biaya dan lebih andal yang memberikan pengalaman penerbangan yang lebih nyaman untuk pengguna jasa kami ketika bepergian dengan penerbangan jarak jauh,"(Direktur Utama Garuda Indonesia 2017-2018 Pahala N. Mansury, 2018 dikutip dari Tirto.id).
Maka dapat disimpulkan bahwa jenis pesawat yang paling efisien adalah pesawat besar bermesin dua seperti Boeing 777 dan Airbus A330. Hal ini dikarenakan jumlah mesin yang sedikit membuat harga perawatan lebih murah daripada pesawat bermesin empat. Kapasitas penumpang yang secukupnya juga membuat pesawat lebih efisien, karena penumpang yang membeli tiket tidak meksimal dan jika jumlah keuntungan dari penumpang tidak sepadan dengan biaya
operasional, pesawat tersebut tidak efisien.

Salah satu contoh dari pesawat yang kurang efisien adalah Aérospatiale/BAC Concorde. Pengembangan dan perencanaan Concorde dilanda dengan masalah pendanaan dengan dana awal sekitar 70 juta poundsterling(), dan pada akhirnya menghabiskan dana sekitar 1.3 milyar poundsterling(). Pada masanya, Concorde dinilai sebagai transportasi udara eksekutif, yang mengakibatkan harga tiket yang tinggi. Hal ini jika ditambah dengan jumlah bahan bakar yang dihabiskan membuat Concorde tidak efisien. Lalu ada satu masalah lagi, yaitu suatu fenomena yang dikenal dengan sonic boom. Fenomena ini merupakan suara seperti ledakan yang dihasilkan jika sesuatu menembus batas kecepatan suara. Sonic boom memang terlihat kecil, tapi jika terjadi berturut-turut dapat sangat mengganggu. Pukulan terakhir terhadap masa depan Concorde adalah kecelakaan Air France 4590 pada 25 Juli 2000, dimana setelah itu seluruh Concorde di dunia dilarang terbang. Lalu, pada 10 Oktober 2003 British Airways dan Air France mengumumkan bahwa mereka akan mengundurkan pesawat Concorde mereka, dan mengakhiri masa transportasi supersonik. Maka, dapat disimpulkan bahwa jenis pesawat yang paling efisien bergantung pada jarak rute dan tingkat permintaan. Pesawat yang terlalu besar seperti Boeing 747 tidak efisien, dikarenakan pesawat tersebut jarang sekali penuh, dan jika ditambah dengan harga perawatan pesawat yang tinggi membuat pesawat tersebut tidak efisien.
Kedua, managemen waktu. Waktu yang dihabiskan pesawat di bandara akan mempengaruhi efisiensi bahan bakar pesawat. Hal ini juga berlaku saat pesawat melakukan pola berputar(circling pattern) di udara, dimana pesawat menghabiskan bahan bakar menunggu gilirannya mendarat. Tahun lalu, rata-rata waktu yang dihabiskan oleh penumpang karena keterlambatan pesawat adalah 66 menit. Hal ini berdampak bagi efisiensi pesawat karena waktu yang terbuang cukup panjang. Cara penumpang memasuki pesawat juga berpengaruh. Jika seluruh penumpang pesawat masuk secara bersamaan, maka akan lebih lama dan membuang waktu. Ada beberapa metode boarding pesawat yang dapat digunakan, setiap metode dengan aspek positif dan negatifnya sendiri. Coba sajalah metode biasa dimana penumpang di kursi paling belakang masuk terlebih dahulu. Metode ini memang lebih umum digunakan, tetapi sebenarnya memakan waktu lama dikarenakan kongesti Lorong kabin pesawat. Metode tercepat digunakan oleh Southwest Airlines, dimana urutan masuknya penumpang ditentukan oleh waktu check-in penumpang. Uniknya, kursi penumpang tidak ditentukan dalam tiket. Justru, penumpang yang masuk lebih dulu dapat menentukan kursi merka sendiri.
1.3             MASA DEPAN
Dunia penerbangan selalu berkembang. Oleh karena itu, wajar jika dalam beberapa tahun kedepan akan muncul teknologi-teknologi baru. Sekarang saja, sudah ada beberapa yang direncanakan. Yang pertama adalah kembalinya transportasi supersonik. Baru-baru ini, sebuah perusahaan bernama Boom Technology Inc. yang bermarkas di Denver, Colorado berencana membuat sebuah pesawat penumpang eksekutif yang dapat mencapai Mach 2.2(2,300 km/jam). Pesawat yang dinamai Boom Overture tersebut akan dibuat dengan bahan komposit untuk mengurangi baya operasional, dan bertenaga 3 mesin turbofan non-afterburner. Dengan kapasitas 55 penumpang, pesawat ini diharapkan agar dapat menyaingi pesawat penumpang konvensional dengan waktu pereawatan dan biaya operasional yang lebih kecil. Tidak hanya Boom, perusahaan bernama Aerion Corporation sedang mengembangkan pesawat pribadi supersonik, Aerion AS2. Dengan kapasitas 12 orang, pesawat ini dapat mencapai Mach 1.5(1838 km/jam) dan direncanakan untuk masuk layanan pada tahun 2023.


Tidak hanya itu, pada tahun 2018 Boeing mengumumkan rencananya untuk membuat sebuah pesawat penumpang hipersonik yang dapat mencapai Mach 5.5(5400 km/jam). Dengan ketinggian jelajah 90.000-95.000 kaki, pesawat ini diharapkan masuk layanan pada akhir tahun 2030-an.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Libur Akhir Tahun

Libur Akhir Tahun 20-21 Desember 2017, Saya dan keluarga saya berpergian ke Surabaya . Kami kesana untuk menghadiri pernikahan keluargaku di Bromo. Kami juga kesana karena mobil kami akan dijual kepada pamanku di Surabaya. Kita mulai berangkat setelah Shalat Isya. Kami kesana dengan mobil setelah meresmikan mutasi mobil ke Surabaya. Saya, Bunda, dan Ayah saya ke Surabaya disupiri oleh paman saya, Mas Dar. Ambil rapor SMP Labschool dilaksanakan pada tanggal 22 Desember maka kami tidak sempat mengambil rapor karena sudah di Surabaya. Sebelum pergi, Ibu saya sudah meminta ijin untuk mengambil rapor setelah liburan. Perjalanan kami dari Jakarta ke Surabaya memakan waktu 1 hari. Saya dan ayah saya juga sempat Shalat Ashar di Masjid Agung Demak. 22-28 Desember 2017,           Sebagai tempat menginap, Ayah saya menyewa apartemen Tamansari Papilio untuk perjalanan-perjalanan kita ke Surabaya. Kami sampai di Papilio pada malam hari. Setelah perjalanan kami ke Surabaya yang sebelumnya

Liburan Sekolah 2018

Liburan Sekolah 2018(37) Oleh: Slenggoro Lantip SSA Kelas 8C              2 Juni 2018. Saya sudah naik ke kelas delapan setelah ujian yang panjang. Saya dan ibu saya berencana pergi ke Pontianak bersama sepupu saya, Faras. Kami berangkat pukul 07.00 ke Bandara Soekarno-Hatta. Kami diantar oleh supir ayah saya. Kami tiba di bandara pukul 08.00. Kami langsung check-in di Terminal 3 dan berangkat ke ruang tunggu. Pesawat kita parkir di Gate 21 jadi kami harus jalan ke ujung bandara untuk sampai ke sana. Pesawat kami adalah Garuda Indonesia dari Soetta ke Supadio. Kami mulai push-back pukul 10.30 tapi karena kepadatan pesawat, kami mengantri ke runway selama 45 menit. Sayangnya, pesawat yang kami naiki tidak memiliki Infotainment personal. Jadi saya sempat tidur di sana, sekitar 1 jam kemudian kami mendarat di Bandara Supadio Pontianak.             Kami dijemput oleh nenek saya dan langsung ke rumah tante saya untuk salam-salam dahulu. Lalu saya, ibu saya, sepupu saya, dan n